Jumat, 30 Agustus 2019

INGREDIENTS 2

Minyak Wijen



Minyak wijen adalah minyak esensial dari biji wijen yang sudah diekstrak. Minyak wijen terdiri dari dua jenis yakni minyak wijen dari wijen mentah dan minyak wijen dari wijen sangrai. Dua-duanya mempunyai sedikit perbedaan. Minyak wijen mentah biasanya berwarna lebih bening dan masih berbau mentah. Biasanya minyak wijen mentah digunakan untuk menggoreng. Minyak wijen matang berwarna lebih keruh dan berbau harum. Minyak wijen matang cocok digunakan sebagai tambahan masakan atau minyak pijat. Minyak wijen dapat ditemui di pasaran secara mudah, bahkan tersedia kemasan instannya. Minyak wijen merupakan bahan makanan yang tahan dalam jangka waktu lama. Minyak wijen memiliki banyak manfaat baik di bidang kesehatan dan kecantikan maupun bidang kuliner.

Fungsi

Kandungan minyak esensial dan vitamin E yang tinggi dalam minyak wijen membuat minyak ini berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan. Minyak wijen mampu membantu mengenyalkan wajah dan melembabkan. Selain itu, minyak wijen juga digunakan sebagai sun screen karena mampu membantu melindungi dan mengembalikan kecerahan kulit yang kusam akibat paparan sinar matahari. Minyak wijen juga dipercaya mampu mencegah kanker.
Dalam bidang kuliner, minyak wijen digunakan untuk menggoreng dan melezatkan masakan. Minyak wijen juga cocok digunakan untuk olahan mie dan pasta karena mampu mencegah pasta dan mie lengket ketika direbus. Minyak wijen juga membantu masakan agar tidak cepat basi dan mengurangi bau amis dari bahan masakan.

Cara Mengolah

Minyak wijen tahan dalam waktu yang lama bahkan bertahun-tahun. Anda hanya perlu menyimpan minyak wijen dengan tepat. Simpanlah minyak wijen dalam botol rapat dan jauhkan dari sinar matahari langsung. Minyak wijen mentah juga dapat digunakan untuk menggoreng. Panaskan minyak wijen dan masukkan bahan mentah dan bumbu yang hendak digoreng. Selain menggoreng, minyak wijen juga berfungsi baik untuk menumis bumbu supaya lebih harum dan tidak cepat gosong.
Untuk masakan pasta dan mie, minyak wijen berfungsi mencegah bahan pasta dan mie lengket. Tambahkan minyak wijen sebanyak dua sampai empat sendok makan dalam rebusan pasta atau mie. Selain tidak lengket, pasta dan mie akan lebih kenyal dan gurih dengan tambahan minyak wijen saat perebusan.
source : www.kerjanya.net/faq/18346-minyak-wijen.htm
2.Tobiko

 (とびこ?) ialah perkataan Jepun bagi telur ikan terbang. Ia dikenali kerana penggunaannya dalam penyediaan sesetengah jenis sushi.
Telurnya kecil sekitar 0.5 hingga 0.8 mm. Untuk perbandingan, tobiko adalah lebih besar dari masago (telur ikan capelin), tetapi lebih kecil dari ikura (telur ikan salmon). Tobiko asli mempunyai warna merah-jingga, mempunyai sedikit rasa masin dan salai serta tekstur yang rangup. 
Kadang kala tobiko diwarnakan untuk mengubah rupanya, bahan lain digunakan untuk mengubahnya, seperti dakwat sotong untuk menjadikannya hitam, yuzu untuk menjadikannya jingga pucat (hampir kekuningan), atau juga wasabi untuk menjadikannya hijau dan pedas. Adakala jua satu hidangan tobiko mengandungi beberapa warna yang berbeza.[1]
Apabila disajikan sebagai sashimi, ia dihidang dengan potongan avokado. Tobiko digunakan dalam penyediaan banyak masakan Jepun. Lazim juga Tobiko digunakan sebagai bahan untuk gulungan California.
Selalunya, masago, telur ikan capelin atau ikan belanak digunakan sebagai ganti untuk tobiko, disebabkan rupa dan rasa yang serupa. Saiz yang kecil bagi setiap biji telurnya, walau bagaimanapun, mudah dikenali perbezaannya bagi mereka yang sudah pakar. 
source : https://ms.wikipedia.org/wiki/Tobiko

3.Rumput Laut


Rumput laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Istilah "rumput laut" adalah rancu secara botani karena dipakai untuk 2 kelompok "tumbuhan" yang berbeda. Dalam bahasa Indonesia, istilah rumput laut dipakai untuk menyebut baik gulma laut dan lamun. Yang dimaksud sebagai gulma laut adalah anggota dari kelompok vegetasi yang dikenal sebagai alga (ganggang). Sumber daya ini biasanya dapat ditemui diperairan yang berasosiasi dengan keberadaan ekosistem trumbu karang. Gulma laut alam biasanya dapat dihidup di atas subtrat pasir dan karang mati. Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis gulma laut juka banyak dibudidayakan oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis gulma laut yang banya dibudidayakan di antaranya adalah Euchema cottonii dan Gracilaria spp.
Perairan Indonesia berpotensi besar untuk budidaya rumput laut dengan teknik pengolahan yang mudah, penanganan yang sederhana dengan modal kecil sehingga di Indonesia berkembang industri pengolahan rumput laut. Salah satu diantaranya adalah PT. Bantimurung Indah Kab. Maros Sulawesi Selatan yang mengolah rumput laut jenis Euchema contonii dan Euchema spinosum (Yustin, dkk., 2005). Rumput laut atau yang biasa disebut dengan seaweed merupakan tanaman makroalga yang hidup di laut yang tidak memiliki akar, batang dan daun sejati dan pada umumnya hidup di dasar perairan. Rumput laut juga sering disebut sebagai alga atau ganggang pada daerah-daerah tertentu di Indonesia (Juneidi, 2004).
Menurut Afrianto dan Liviawati (1993) fungsi dari akar, batang dan daun yang tidak dimiliki oleh rumput laut tersebut digantikan dengan thallus. Karena tidak memiliki akar, batang dan daun seperti umumnya pada tanaman, maka rumput laut digolongkan ke dalam tumbuhan tingkat rendah (Thallophyta). Bagian-bagian rumput laut secara umum terdiri dari holdfast yaitu bagian dasar dari rumput laut yang berfungsi untuk menempel pada subtrat dan thallus yaitu bentuk-bentuk pertumbuhan rumput laut yang menyerupai percabangan. Rumput laut memperoleh atau menyerap makanannya melalui sel-sel yang terdapat pada thallusnya. Nutrisi terbawa oleh arus air yang menerpa rumput laut akan diserap sehingga rumput laut bisa tumbuh dan berkembangbiak. Perkembangbiakan rumput laut melalui dua cara yaitu generatif dan vegetatif.
Ditinjau secara biologi, rumput laut merupakan kelompok tumbuhan yang berklorofil yang terdiri dari satu atau banyak sel dan berbentuk koloni. Di dalam rumput laut terkandung bahan-bahan organik seperti polisakarida, hormon, vitamin, mineral, dan juga senyawa bioaktif. Berbagai jenis rumput laut seperti Griffithsia, Ulva, Enteromorpna, Gracilaria, Euchema dan Kappaphycus telah dikenal luas sebagi sumber makanan seperti salad rumput laut atau sumber potensila keragenan yang dibutuhkan untuk industri gel. Begitupun dengan Sargassum, Chlorela/Nannochloropsis yang telah dimanfaatkan sebagai adsorben logam berat (Herawati, 1997).
Selain yang telah disebutkan di atas di dalam rumput laut juga terdapat mineral esensial (besi, iodin, alumunium, mangan, kalsium, nitrogen dapat larut, phospor, sulfur, chlor, silikon, rubidium, strontium, barium, titanium, kobalt, boron, tembaga, kalium, dan unsur-unsur lainnya yang dapat dilacak), protein, tepung, gula, dan vitamin A, B, C, D. Persentase kandungan zat-zat tersebut berfariasi tergantung dari jenisnya. Pemanfaatan rumput laut yang demikian besarnya disebabkan dalam rumput laut terkandung beragam zat kimia dan bahan organik lain seperti vitamin (Aslan, 1998).
source : https://www.teorieno.com/2016/10/pengertian-rumput-laut.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar