Kamis, 14 Maret 2019

Terminology

1. BARONGKO 

Barongko adalah kue yang terbuat dari campuran pisang raja atau pisang kepok yang dihaluskan, telur, santan, gula pasir dan garam yang dibungkus dengan daun pisang kemudian dikukus. Biasanya disajikan dalam keadaan dingin setelah disimpan di kulkas, namun ada juga yang suka menyantapnya selagi masih hangat.
Orangtua kita dulu sering menghidangkan kue barongko sebagai makanan penutup bagi raja-raja Bugis-Makassar. Selain itu kue ini biasa dihidangkan juga dalam pesta adat, pernikahan, khitanan, mappanre temme’, aqiqah dan sebagainya.
Meskipun terlihat sederhana dan mudah cara membuatnya, namun kue barongko ini mempunyai nilai filosofis yang sangat tinggi. Bahan utamanya terbuat dari pisang, bungkusannya pun terbuat dari daun pisang. Ini memliliki makna bahwa haruslah sama apa yang terlihat di luar dengan apa yang tersimpan di dalam diri kita. Makna lainnya adalah apa yang terpikirkan dan yang dirasakan haruslah selaras dengan tindakan yang akan dilakukan. Hal itu selaras dengan hadits Rasulullah SAW berikut :
Rasulullah SAW telah bersabda : “Iman adalah pengetahuan hati, pengucapan lisan dan pengamalan anggota badan.” (H.R. Ibnu Majah dan At-Tabrani)
Makna filosofis kue barongko dalam bahasa Inggris yaitu, say what you feel, do what you say and feel what you do. Sudah sepatutnya kita memaknai filosofi kue barongko dalam berkehidupan sehari-hari. Jadi jangan mengaku pecinta kuliner kalau belum pernah mencoba lezatnya kue barongko dan memaknai nilai filosofisnya.
2. PISANG EPE 

Buah pisang bisa disajikan dan disantap dalam berbagai macam bentuk penganan. Bisa disantap langsung, atau diolah dulu dengan cara dibakar, direbus, hingga dibuat menjadi kolak. Di Kota Makassar, pisang diolah menjadi bentuk makanan yang disebut dengan Pisang Epe.

Untuk membuat hidangan Pisang Epe, pisang digunakan biasanya berjenis pisang kepok yang masih setengah mengkal karena akan menghasilan pisang olahan dengan tekstur yang lembut. 

Proses pengolahannya boleh dikatakan sangat sederhana. Pisang dikupas dan dipanggang di atas bara api hingga setengah matang. Kalau sudah cukup lembek, pisang diletakkan di atas alat yang terbuat dari balok kayu untuk kemudian ditekan hingga berbentuk pipih atau agak gepeng. Lalu pisang tersebut dipanggang lagi. Proses pembakaran pisang dilakukan dua tahap dengan tujuan agar pisang terasa sedikit renyah saat dinikmati. Setelah proses pembakaran selesai, pisang diletakkan di atas piring saji dan diguyur dengan lelehan gula merah beraroma durian atau nangka.

Beberapa penjual Pisang Epe ada yang menyediakan pilihan bahan tambahan yang bisa ditaburkan di atas Pisang Epe, misalnya cokelat, keju, kelapa sangria, dan kacang panggang.

Dulu, para penjual Pisang Epe bisa ditemukan berjejer di sepanjang pantai Losari, Makassar. Namun semenjak ada penertiban pedagang kaki lima, paling hanya ada satu atau dua pedagang ‘bandel’ yang masih berjualan. Tetapi jangan khawatir karena masih banyak pedagang Pisang Epe yang menjajakan jualannya di sepanjang Jalan Lamadukelleng, Makassar.
Satu porsi kudapan khas Kota Makassar ini bisa dinikmati dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 5.000 hingga Rp 7.000
3. GOGOSO 

Gogoso adalah salah satu makanan khas orang bugis makassar yang sangat digemari di Sulawesi Selatan ketika lebaran. Gogos atau gogoso adalah makanan khas Makassar yang mirip dengan lemper dari jawa atau Lalampa dari Manado. Bentuknya lebih panjang dan agak langsing bila dibandingkan dengan lemper. Gogos sendiri ada yang tanpa isian dan ada juga yang dengan isian. Gogos yang ada isian disebut dengan gogos kambu atau gogos isi. Isinya biasanya ikan tongkol yang dicampur dengan kelapa sangrai dan bumbu.
Gogoso merupakan makanan tradisional yang dimasak dengan pembakaran. Bahan dasarnya adalah beras ketan yang dimasak terlebih dahulu dengan santan agar meresap, tapi tidak sampai matang. Setelah itu dibungkus dengan daun pisang dan ujungnya dilipat dan ditusuk dengan lidi agar isinya tidak keluar, kemudian dibakar. Selain terbuat dari beras ketan hitam atau putih, gogoso juga biasanya dibuat dari banne, sejenis biji-bijian seukuran pasir dan berwarna cokelat.

So Gogoso banyak ditemukan didaerah pantai losari atau dipinggir-pinggir jalan kota makassar biasanya dijajakan oleh pedagang asongan dan biasanya dijajakan bersama telur asin atau lebih akrab dengan sebutan orang makassar Bayao Kannasa, dan kacang rebus.
4. MIE TITI 
MIE Titi sudah jadi hidangan kuliner khas Makassar. Tapi, tahu tidak, masakan mi kering yang bakar dan dilengkapi kuah berbumbu kental itu,
ternyata bukan nama mie, seperti mie kuah, mie bakso, atau mi goreng.
Titi sebenarnya adalah sapaan akrab mendiang Angko Tjao, ayah dari Freddy Koheng, pemilik usaha mi Titi di Jl Dr Wahidin Sudirohusodo (d/h Jl Irian), Makassar.
Titi pun bukan sebutan orang atau nama diri. Dalam bahasa Tionghoa, Titi berarti adik laki-laki. "Itumi yang terkenal sampai sekarang," kata Freddy, kepada Tribun, akhir pekan lalu.
Seiring waktu, hingga di medio tahun 1990-an, mie titi, akhirnya menjadi usaha keluarga. Menurut Freddy, setiap adik-adiknya menikah.

Maka mereka pun membuka jejaring usaha Mie Titi untuk menghidupi keluarganya. Sekarang Mi Titi sudah memiliki delapan jaringan. Tiga diantara cabang Mi Titi, seperti pusat Jl Irian, cabang Jl Boulevard dan Jl Datuk Museng dikendalikan Fredy Koheng.
Bagi warga Tionghoa Makassar di era 1950 an, khusunya di kawasan Pecinan, Angko Tjao, adalah pedagang mie khas. Saat itu, warga sekitarnya menyebutnya, mi dadar atau mi yang digoreng dengan sedikit
minyak, lalu ditekan-tekan wajan hingga gepeng menyerupai telur dadar.

Mi bakar atau goreng adalah masakan khas Tionghoa Kwantong. Sedang mi goreng sedikit basah adalah masa khas Tionghoa Hokkian.

Kalau pun kemudian, kini lebih dikenal dengan mie kering, itu karena mie-nya disajikan tidak dalam keadaan basah, seperti mie kuah, atau mie bakso,melainkan dalam keadaan kering.

5. NASU PALEKKO 
Nasu Palekko adalah salah satu kuliner khas suku Bugis yang terbuat dari Daging Bebek yang dipotong-potong kecil seperti dicincang, atau disebut Daging Bebek Cincang. Dimana dalam proses pembuatannya, daging bebek yang sudah disembelih dan dikuliti serta dicincang lalu dicuci bersih. Kemudian diberi cuka atau jeruk nipis untuk menghilangkan bau amis-nya.
Adapun bumbu-nya terdiri dari cabai, bawang merah, bawang putih, jahe, sereh , garam, bumbu rempah-rempah lainnya serta cuka,. Biasanya, cuka yang digunakan adalah cuka yang terbuat dari mangga muda. Cuka dan bawang putih atau jeruk nipis biasanya digunakan juga untuk menghilangkan bau amis pada daging. Kemudian bumbu tersebut di giling halus lalu dicampur potongan daging bebek sebelum dimasukkan kedalam penggorengan yang kemudian diaduk hingga matang untuk disajikan.
Nasu Palekko umumnya memiliki rasa yang cukup pedas dan bisa membuat merah telinga serta mempunyai aroma tersendiri karena menggunakan minyak goreng yang berasal dari lemak kulit bebek itu sendiri. Rasa pedas pada Nasu Palekko ini biasanya sudah tercium dari jarak jauh aromanya yang menyengat dan sungguh menggoda iman untuk menikmatinya.
Nasu Palakko’, masakan khas bugis, kususnya di daerah Sidrap dan Pinrang, Sulawesi Selatan. Penggemar bebek pasti akan menyukai masakan ini. Daging bebeknya empuk, tidak amis dan kaya bumbu. Yang istimewa lagi dari bebek ini adalah, rasanya yang luar biasa pedas… membakar mulut !!!
Bebek yang dimasak bumbu pedas ini, dipotong kecil-kecil, isinya terdiri dari leher, kepala dan jeroan bebek. Kaya bumbu khas bugis, super pedas, lebih pedas dari bebek goreng yang ada di Bukan Bebek Biasa.
6. BURASA

buras atau burasa adalah makanan yang mirip dengan lontong. makanan ini terbuat dari beras, hanya saja buras lebih halus dengan balutan daun pisang muda. biasanya buras disajikan bersama taburan bumbu kelapa kering, gula, garam dan cabai. biasanya makanan ini dihidangkan saat acara syukuran, pernikahan dan juga lebaran. 
 
Buras/Burasa’ merupakan masakan khas Sulawesi Selatan. Buras mirip dengan lontong, terbuat dari beras, hanya saja memiliki bentuk agak berbeda. Buras lebih halus dengan balutan daun pisang muda, dihidangkan dengan taburan bumbu kelapa kering, gula, garam serta cabai. Umumnya buras banyak di jual di pasaran. Tetapi, Biasanya Makanan ini dihidangkan pada saat-saat tertentu seperti Acara Syukuran, Pernikahan Serta Pada suasana Lebaran.

7. PUTU CANGKIRI 


putu cangkiri adalah makanan dari ketan yang memiliki bentuk mirip bagian bawah cangkir bila posisinya terbalik. biasanya tersedia dalam dua varian rasa, yaitu manis dengan gula merah dan gula putih. warnanya pun ada dua, warna cokelat dan juga putih, tergantung dari bahan dasarnya.

Putu Cangkiri’ ini merupakan panganan dari ketan yang memiliki bentuk mirip bagian bawah cangkir bila posisinya ditempatkan terbalik. Umumnya dibuat dengan dua varian rasa, yaitu manis dengan gula merah serta gula putih. Bila memakai gula merah, warna Putu Cangkiri’ juga merah begitu juga saat memakai gula putih (gula pasir).
8. KUE DANGE 

Sepintas kue ini mirip dengan kue pukis atau sagu rangi. Rasanya gurih, manis dan legit karena ada campuran kelapa parut dan juga gula merahnya. Sayangnya, kue legit enak ini sudah jarang sekali dijumpai. 

Jika Anda pernah berkunjung ke kota Makasar, mungkin kue tradisional ini pernah Anda cicipi. Kue Dange pulubollong ini merupakan salah satu jajanan tradisional khas masyarakat Bugis. Penjualnya banyak sekali dijumpai di ruas-ruas jalan di sepanjang bandara.

Kue Dange berbahan dasar tepung ketan hitam, parutan kelapa, gula merah, dan juga garam. Tepung ketan hitam, parutan kelapa dan juga garam dicampur hingga menjadi sebuah adonan. Adonan yang sudah dicampuir ini kemudian dikukus agar kue tahan lama sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam cetakan dari tanah liat yang menyerupai cetakan kue pukis.

Saat dibakar, bagian tengah kue dange ini dibuat ceruk untuk diisi gula merah yang sudah digerus halus. Adonan yang sudah diisi kemudian dibakar hingga matang. Rasanya gurih-gurih manis karena campuran gula merah dan juga kelapa parut yang dicampurkan ke dalam adonan. Hmm.. sepintas mirip seperti sagu rangi juga!

Kue Dange Pulubollong ini terbilang cukup langka, dulu banyak dijumpai di sekitar Pangkajene. Tapi kini penjual kua dange ini sudah jarang sekali. Hmm.. jika Anda berkesempatan mampir ke kota Makasar, kue ini bisa jadi tujuan wisata kuliner Anda di sana jika beruntung menemukannya.
9. DOKO DOKO CANGKUNING

Doko-doko Cangkuning biasa disebut di daerah bugis, dan di daerah Makassar biasa disebut dengan Roko-roko Cangkuning. Terbuat dari bahan tepung beras ketan, tepung kanji, air kapur siri, daun suji yang dicampur menjadi satu adonan. Kemudian untuk bagian isinya terbuat dari gula merah dan parutan kelapa. Kemudian terakhir dibungkus dengan daun pisang berbentuk kerucut. Saat ini jajanan ini banyak dijual sebagai bahan untuk buka puasa di kota Makassar.

10. DAMPO LOKA 


Cemilan yang satu ini terbuat dari pisang yang sudah tua yang sudah hampir hancur. Biasanya banyak ditemukan di daerah Palopo, Sulawesi Selatan. Pisang tua tersebut dijemur di bawah terik matahari agar kadar airnya berkurang dan menjadi lebih keras. Biasanya setelah dijemur warna pisang ini akan menjadi agak kehitaman. Pisang yang telah menjadi dampo biasanya akan tahan lebih lama. Pisang ini dapat disantap setelah digoreng dengan minyak panas. Dampo Loka memiliki citarasa yang unik dan cara pembuatannya sangat tradisional.
 



Source : 
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/pisang-epe
http://apakabarkampus.com/2017/11/05/filosofi-barongko-si-manis-lembut-asli-bugis-makassar/
https://seruni.id/makanan-khas-makassar/
https://jejakkulinerindo.wordpress.com/2015/08/26/info-kuliner-gogoso/
http://makassar.tribunnews.com/2012/09/24/ini-asal-mula-mie-titi-di-makassar
http://sobatbudaya.or.id/mks/2016/06/11/makanan-khas-suku-bugis-nasu-palekko/
https://budaya-indonesia.org/Buras-Burasa-khas-Sulawesi-Selatan
https://food.detik.com/all-you-can-eat/d-1630752/kue-dange-si-langka-dari-makasar
http://info-alam-indonesia.blogspot.com/2016/02/kue-tradisional-asli-sulawesi-yang.html
https://budaya-indonesia.org/Dampo-Loka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar